Pagi yang cerah. Pak Tukimin memanen garam dari tambaknya. Untuk keperluan mengangkut garam ke gudang, Pak Tukimin menggunakan jasa Kerbau kesayangannya. Kerbau perkasa mengangkut dua karung besar garam.
Jalan berkelok dan sedikit licin membuat Kerbau berjalan melambat. Lalu, ia harus pula menyeberangi sungai. Karena kurang hati-hati, kerbau terpeleset hingga karung garam di punggung nya terendam air.
Begitu bangun, beban di punggung si Kerbau menjadi hilang. Kerbau tersenyum, 'oh, kalau ingin pekerjaan lebih ringan, berarti perlu merendam karungnya ke dalam air' begitu logika si Kerbau.
Lain hari si Kerbau membawa kapuk di punggungnya. Karena kapuk, tentu saja ringan. Kebetulan perjalanannya harus menyeberangi sungai. Kerbau ingat dengan pengalaman lalu yang beban menjadi hilang kalau tercebur, si Kerbau pura-pura jatuh.
Namun kali ini beda. Beban yang dia kira hilang, setelah bangun dari air justru bertambah. Kapuk yang tadinya ringan berubah menjadi berat berkali-kali lipat.
Kemudian Kerbau terpaksa menambah energinya agar kapuk sampai ke tujuan. Pak Tukimin berujar sambil geleng-geleng kepala. 'Makanya Bo, Kerbau, kalau bekerja yang baik dan ikhlas. Kalau tidak, begini akibatnya.
Begitulah. Kecurangan pasti berakhir dengan kesialan. Sepandai-pandai orang berbuat curang, pada akhirnya, kecurangan itu akan berbalik menyerangnya.
Komentar