Ustad Didenda 25 Juta



Mbah Ahmad Zuhdi tidak menyangka, tamparan tidak seberapa untuk mendisiplinkan muridnya membuatnya dituntut ganti rugi 25 juta rupiah. Beliau menjadi pesakitan (tersangka tindak kejahatan) tanpa diduga. Beliau sedang membimbing santri di kelas madrasah. Lalu sebagian santri lainnya di kelas sebelah ramai lempar-lemparan sandal. Agar kegaduhan tidak mengganggu, beliau menggunakan cara tegas dengan memberi tamparan terukur pada santri nakal. Dan kegaduhan berhenti. 

Namun. 
Beberapa Hari setelah itu, tiba ke rumah Mbah Zuhdi segerombol orang: ibu santri dan beberapa anggota yang mengaku LSM (lembaga swadaya masyarakat). Mereka menuntut Rp. 25.000.000 karena laporan penganiayaan. 

Mbah Zuhdi tertunduk pasrah. Tanpa membalas, menyanggah atau protes, dengan lugu dan ikhlas ia memenuhi tanpa perlawanan. Motor satu-satunya dan pinjaman uang dari tetangga ia gunakan untuk membayar tuntutan itu. 

-----------

Seketika itu dunia pendidikan geger. Bagaimana seorang guru renta dengan gaji tidak layak hanya rp. 105 ribu perbulan dituntut sebegitu rupa. Melalui kasus ini terlihat jelas betapa seorang guru lemah dan mudah untuk dikriminalisasi.
 
Yang didenda Mbah Ahmad Zuhdi. Yang teriris hatinya, hampir seluruh guru di Indonesia. Lebih ironis ibu santri penuntut itu adalah mantan muridnya sendiri. 

------------

Langit tidak diam. Gusti mboten Sare. Keiklasan Mbah Zuhdi membuahkan jawaban manis. Banyak pasang mata terbuka. Denda puluhan juta diganti orang baik. Tidak berselang lama motor yang raib dibelikan yang baru. Rumah direnovasi. Serta, beliau berdua, mbah Zuhdi dan istri diberangkatkan umroh. 
 
Orang-orang baik itu diantaranya wakil Gubenur jawa tengah Gus Yasin, Dai kondang Gus Miftah dan warga lainnya. 

Keikhlasan Mbah Zuhdi dalam mengabdi mencerdaskan santri tanpa pamrih mengubah musibah menjadi berkah berkali lipat. Mencurahkan ilmu dan adab pada para santri membuat beliau menjadi bintang meski diterpa badai seperti ini. 



Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus) pernah berkata: Disiplin memang berat. Tapi hidup akan semakin berat jika tidak disiplin.
Disiplin itu keharusan, namun jika tidak disiplin itu sama seperti penyakit. Jadi harus ada obat pait yang harus diminum untuk menyembuhkannya.


Komentar

Anonim mengatakan…
sangat keterlaluan, pantas untuk dapat sanksi sosial dari masyarakat
Anonim mengatakan…
Perikaku itu seharusnya tidak di lakukan karena masalah kecil menjadi masalah besar karena ketidak terimaan
Anonim mengatakan…
Kisah Mbah Zuhdi nyentuh banget. Niat beliau cuma mau mendisiplinkan santri biar nggak gaduh, tapi malah dituntut bayar 25 juta.Tapi luar biasa, Mbah Zuhdi sabar, nggak marah, dan akhirnya Allah balas lewat orang-orang baik. Dari musibah, malah jadi berkah. Bukti kalau keikhlasan itu nggak pernah sia-sia.

Anonim mengatakan…
sangat mulia hatinya mbah zuhdi, tidak selang lama ia langsung mendapatkan ganti yg berkali kali lipat
Anonim mengatakan…
Kisah Mbah Zuhdi sangat menyentuh hati. Di tengah ketulusan beliau dalam mendidik, masih ada orang-orang yang tidak memahami niat baiknya. Tapi Allah membalas dengan cara-Nya. Semoga Mbah Zuhdi selalu diberi kesehatan dan keberkahan.
Anonim mengatakan…
Kisah ini mengajarkan bahwa keikhlasan dalam mengabdi dan mendidik tidak akan sia-sia. Mbah Zuhdi menjadi contoh bahwa meskipun dalam situasi sulit, kebaikan dan dukungan orang lain dapat mengubah musibah menjadi berkah
Anonim mengatakan…
Seharusnya orang tuannya tanya kebenaran bukan langsung memihak padahal anaknya nakal, dan ujian /kiklasan akan di ganti kebahagiaan berlipat-lipat ganda
Anonim mengatakan…
Kesabaran dan keikhlasan dapat mengubah segalanya
Anonim mengatakan…
semoga di diberi kesabaran dan keikhlasan
Anonim mengatakan…
sangat keterlaluan