Kerikil Ajaib

 




Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. 

"Anak-anaku selain ladang yang sudah dibagi tiga, bapak tidak punya emas, harta dan permata yang dapat bapak berikan kepada kalian."

"Tidak apa-apa ayah", jawab ketiga putranya.

"Namun, bapak ada permintaan terakhir yang harus kalian laksanakan. " Lanjut bapak tua. 

"Ambillah sebanyak yang kalian mampu kerikil di puncak bukit sana. Pungutlah lalu bawalah pulang ke rumah kalian sebagai bekal hidup. Dan nanti sebagian akan merasa sedih dan satunya lagi akan merasa bahagia. 

Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan. 

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka. 

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. 

.... 

Setiba mereka di puncak bukit, benar banyak sekali kerikil berserakan. 

Putra pertama "aneh sekali wasiat ini, masak kita harus membawa kerikil. Buat apa mengambil sesuatu yang tidak ada harganya? Mendaki saja sulit apalagi turun dengan beban kerikil? Aku akan mengambil segenggam saja, yang penting wasiat bapak sudah aku laksanakan."

Putra kedua "iya kak, aku juga merasa aneh. Tapi karena ini wasiat aku juga harus memungut kerikil-kerikil ini. Aku membawa separo karung saja."

Putra ketiga "ini wasiat terakhir bapak. Aku tidak akan mengecewakannya. Aku masih kuat memanggul sekarung kerikil ini. Aku yakin perintah bapak kita akan membawa hal baik kelak."

Putra pertama "kamu memang bodoh bungsu. Nanti kamu akan rasakan pegal punggung mu karena memikul kerikil itu."

.... 

Setelah menuruni bukit semalaman, mereka tiba di rumah masing-masing. Putra pertama tiba duluan, disusul putra kedua dan terakhir datang putra ketiga. 

Ketiganya membuka karung kerikil. Dan alangkah terkejutnya mereka. Kerikil yang mereka bawa ternyata butir-butir berlian, safir dan rubi. 

Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa. 

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan. 

Komentar

Anonim mengatakan…
Mahendra Ardhiansyah(16)
X-10

Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Anonim mengatakan…
Andrean Irwansyah
X10
02
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Unknown mengatakan…
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Aldo imam Muzaki 02 x-11
Unknown mengatakan…
Dwi Umar w.w
X-11
13
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Evan Choirul Rokhim (17) mengatakan…
Evan Choirul Rokhim (15) X11

Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Unknown mengatakan…
Nama:Billy RIESKA putra mudikha
Kelas:x-11
Absen:8

Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Anonim mengatakan…
Yuanita Ayudia Pratiwi
X-11

Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Unknown mengatakan…
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Athiya Nafis T.S
Unknown mengatakan…
Queennara cahaya s.r/x-11/32

Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Unknown mengatakan…
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.

Dian nusantara
10
X-11
Anonim mengatakan…
Mishellia Agusta Alkalifi
X11
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.


Dari Cerita diatas pelajaran yang dapat kita ambil yaitu sebagai anak harus menuruti wasiat orang tua , jangan menilai sesuatu dari luarnya saja ,Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Unknown mengatakan…
Miswa badriyatus syita' (X-11/26)

Seorang ayah yang akan menyampaikan wasiat nya pada anaknya sebelum ajal menjemput. Sang ayah menyuruh ketiga anaknya untuk mengambil kerikil diatas bukit, tak lama kemudian sang ayah meninggal. Sanganak pun merasa sedih dan segera melakukan upacara pemakaman. Lalu mereka bertiga naik ke bukit dengan susah payah, stelah sampai, ketiga anak tersebut mencapai ke bukit dan mulai mengambil kerikil. Anak pertama mengambil segenggam kerikil, anak kedua membawa setengahnya, anak ketiga membawa setengah karung kerikil. Setelah sampai dirumah mereka terkejut, karena kerikil yang mereka ambil tadi berubah menjadi mutiara, emas, perak. Anak pertama merasa menyesal, anak kedua sedikit bahagia, anak ketiga merasa sangat bahagia.
Hastanti mengatakan…
Hastanti Savina Putri/X-11/19

Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Anonim mengatakan…
NicholasnYanuarR
X11
28
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan
Unknown mengatakan…
Raditya Naraya Putra
X - 11
33

Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan
Zaskia Ananda Putri mengatakan…
Zaskia Ananda Putri X-11/36
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Unknown mengatakan…
Arin sukma ayu
03
X-11

Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.

Kerja keras dan usaha mereka dihargai sesuai dengan tingkat ketaatan dan kesungguhan mereka. Ternyata ketaatan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Anonim mengatakan…
Nama : Meisa Widyanora Rahmadani
Kelas: X 11
No : 23
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Ihsan Coolboyz mengatakan…
Orang yang terakhir mengangkut batu memang pantas untuk mendapatkan ijazah. Karena memiliki jiwa keikhlasan yang tinggi dan kuat, meskipun memiliki fisik yang kurang dari teman temannya taoi tetao beraji mengambil langkah besar.
Unknown mengatakan…

Nama:Arini Kaila P
Kelas:X-11
No.Absen:4

Sebelum meninggal, ayahnya meninggalkan wasiat untuk mengambil batu di atas bukit sekuat yang mereka mampu, anak nya ada tiga yaitu pertama, kedua dan ketiga, anak pertama sedikit mengeluh untuk mengambil krikil tersebut dan mengambil 1 genggam saja, sedangkan anak kedua sedikit patuh dan mengambil satengah karung dan anak ketiga sangat patuh jadi dia mengambil 1 karung penuh sekuat yang ia bawa, dan setelah dibawa pulang ternyata batu tersebut merupakan batu permata, Ruby dan lain lain, kesimpulannya jerih payah dan usaha yang mereka lakukan akan dibayar dengan setimpal, jadi kita harus patuh dan ikhlas dalam melakukan sesuatu agar berakhir dengan bahagia dan tidak menyesal
Unknown mengatakan…
Nama: Galang Candra Aminata
Kelas: X-11
No:18
Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan
Anonim mengatakan…
Melinda Yulia Astuti/24/x-11




Rangkuman : bapak tua yang tau ajalnya sebentar lagi tiba itu memberi wasiat pada ketiga anaknya bahwa ia tidak dqpat memberi apapun selain memberi masing² anak satu ladang lalu ia berpesan pada ketiganya untuk mengambil sekarung kerikil dipuncak bukit

anak pertama mengambil segenggam kerikil,anak kedua mengambil setengah karung kerikil,anak ketiga mengambil sekarung kerikil,tiba dirumah kerikilnya berubah menjadi safir
lalu anak pertama sedih karna hanya mengambil segenggam,anak kedua lumayan gembira karna mengambil setengah karung,anak ketiga sangat gembira karna mengambil sekarung.
Unknown mengatakan…
Nama:Dista Eka Selvina
Kls:X-11
No:12

Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Auliya Puspita Dewi mengatakan…
Auliya Puspita D
X-11/07

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.

Orang yang tertib dan patuh kepada orang tua, walaupun kita susah untuk menjalankannya tapi kita haru tetap melaksanakan tugas yang mereka beri kepada kita.
Dinda mengatakan…
Nama: Dinda Riski A.
Absen: 11
Kelas: X-11

Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Unknown mengatakan…

Nayya Charisma Oktavia
X-11/27

Kesimpulan yang bisa kita petik dari cerita diatas yaitu, sebagai anak harus menjalani wasiat orang tua, janganlah menilai sesuatu hanya dari tampilan luarnya saja, karena jerih payah dan usaha mereka dilakuka dengan ikhlas demi untuk mendapatkan kebahagiaan.
Virda Zahra mengatakan…
Virda Zahra Putri Wibisono (34/X-11)
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Isi wasiat tersebut adalah ayahnya ingin anaknya mengambil kerikil dipuncak bukit sana.Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka. Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Setelah menuruni bukit semalaman, mereka tiba di rumah masing-masing. Putra pertama tiba duluan, disusul putra kedua dan terakhir datang putra ketiga. Ketiganya membuka karung kerikil. Dan alangkah terkejutnya mereka. Kerikil yang mereka bawa ternyata butir-butir berlian, safir dan rubi.
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Unknown mengatakan…
Nama : Faiz Zaki Khoirullah
Kelas : X-11
Absen : 16

Kita harus pantang menyerah dan berusaha sekuat mungkin agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
feby'x-11'17 mengatakan…
Feby Auliarifa Annabela'X-11'17

Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Setelah pemakaman ayahnya.Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai dengan tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan
Anonim mengatakan…
Nama : Aida Putri Maharani
Kelas : X-11
No. Absen : 01

Seorang ayah memberi wasiat kepaga ketiga anaknya sebelum meninggal. lalu ketiga anaknya menuruti keinginan ayahnya untuk pergi ke gunung mengambil batu sebanyak 1 karung. anak pertama hanya membawa satu buah batu, anak kedua hanya membawa setengah karung, dan anak ketiga membawa penuh sekarung.
Putra pertama tiba duluan, disusul putra kedua dan terakhir datang putra ketiga. Ketiganya membuka karung kerikil. Dan alangkah terkejutnya mereka. Kerikil yang mereka bawa ternyata butir-butir berlian, safir dan rubi.
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Rifqi Cahya_X8 mengatakan…
Nama : Rifqi Cahya Arifiana
No : 28
Kelas : XI-10

Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
firnanda mengatakan…
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
firnanda mengatakan…
Firnanda Egar R. XI-10
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Alya mengatakan…
Nama : Alya Nuhaa Luthfiana
Kelas : XI-10
No : 3

Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
"Anak-anaku selain ladang yang sudah dibagi tiga, bapak tidak punya emas, harta dan permata yang dapat bapak berikan kepada kalian."
"Tidak apa-apa ayah", jawab ketiga putranya.
"Namun, bapak ada permintaan terakhir yang harus kalian laksanakan. " Lanjut bapak tua.
"Ambillah sebanyak yang kalian mampu kerikil di puncak bukit sana. Pungutlah lalu bawalah pulang ke rumah kalian sebagai bekal hidup. Dan nanti sebagian akan merasa sedih dan satunya lagi akan merasa bahagia.
Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.

Setiba mereka di puncak bukit, benar banyak sekali kerikil berserakan.
Putra pertama "aneh sekali wasiat ini, masak kita harus membawa kerikil. Buat apa mengambil sesuatu yang tidak ada harganya? Mendaki saja sulit apalagi turun dengan beban kerikil? Aku akan mengambil segenggam saja, yang penting wasiat bapak sudah aku laksanakan."
Putra kedua "iya kak, aku juga merasa aneh. Tapi karena ini wasiat aku juga harus memungut kerikil-kerikil ini. Aku membawa separo karung saja."
Putra ketiga "ini wasiat terakhir bapak. Aku tidak akan mengecewakannya. Aku masih kuat memanggul sekarung kerikil ini. Aku yakin perintah bapak kita akan membawa hal baik kelak."
Putra pertama "kamu memang bodoh bungsu. Nanti kamu akan rasakan pegal punggung mu karena memikul kerikil itu."

Setelah menuruni bukit semalaman, mereka tiba di rumah masing-masing. Putra pertama tiba duluan, disusul putra kedua dan terakhir datang putra ketiga.
Ketiganya membuka karung kerikil. Dan alangkah terkejutnya mereka. Kerikil yang mereka bawa ternyata butir-butir berlian, safir dan rubi.

Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Aneka resep mengatakan…
Nama= Amelia Aulia Safitri/2/XI -10


Seorang ayah yang memberi nasihat kepada ketiga putranya.karena papak tua itu seperti sudah tau ajalnya sebentar lagi datang ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir.putara bunga menangis karena merasa kehilangan.
Upacara pemakaman dilaku dilakukan Dengan layak .ketiga putra berkumpul hendak melakukan wasihat bapak mereka Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Shinta mengatakan…
Nama: Shinta Azimatinnajwa
Kelas: Xl 10
Absen: 33

Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi akan datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
zahra agrianita mengatakan…
bapak tua yang tau ajalnya sebentar lagi tiba itu memberi wasiat pada ketiga anaknya bahwa ia tidak dqpat memberi apapun selain memberi masing² anak satu ladang lalu ia berpesan pada ketiganya untuk mengambil sekarung kerikil dipuncak bukit
anak pertama mengambil segenggam kerikil,anak kedua mengambil setengah karung kerikil,anak ketiga mengambil sekarung kerikil,tiba dirumah kerikilnya berubah menjadi safir
lalu anak pertama sedih karna hanya mengambil segenggam,anak kedua lumayan gembira karna mengambil setengah karung,anak ketiga sangat gembira karna mengambil sekarung.
Anonim mengatakan…
Cerita di atas mengajarkan tentang pentingnya patuh dan ikhlas dalam melaksanakan tugas atau tanggung jawab, meskipun pada awalnya mungkin tidak sepenuhnya dipahami. Ketiga putra yang mengikuti wasiat ayahnya dengan tingkat kepatuhan dan keikhlasan yang berbeda akhirnya mendapatkan hasil yang sesuai dengan sikap mereka masing-masing. Kepatuhan dan keikhlasan selalu menghasilkan kebahagiaan, seperti yang dialami oleh putra ketiga yang penuh keyakinan dan usaha dalam melaksanakan wasiat ayahnya.

NAMA: MAULIDYA MARTHA IRFANI
ABSEN: 20
KELAS: XI-10
Anonim mengatakan…
Nama : Icha Septiana Ramadhani
No : 15
Kelas : XI-10
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Faa mengatakan…
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya.
Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang.
Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
"Namun, bapak ada permintaan terakhir yang harus kalian laksanakan.
"Ambillah sebanyak yang kalian mampu kerikil di puncak bukit sana.
Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Setiba mereka di puncak bukit, benar banyak sekali kerikil berserakan.
Putra pertama "aneh sekali wasiat ini, masak kita harus membawa kerikil.
Aku akan mengambil segenggam saja, yang penting wasiat bapak sudah aku laksanakan."
Putra kedua "iya kak, aku juga merasa aneh.
Tapi karena ini wasiat aku juga harus memungut kerikil-kerikil ini.
Aku membawa separo karung saja."
Putra ketiga "ini wasiat terakhir bapak.
Aku tidak akan mengecewakannya.
Aku yakin perintah bapak kita akan membawa hal baik kelak."
Nanti kamu akan rasakan pegal punggung mu karena memikul kerikil itu."
Putra pertama tiba duluan, disusul putra kedua dan terakhir datang putra ketiga.
Kerikil yang mereka bawa ternyata butir-butir berlian, safir dan rubi.
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam.


Nama: Salsa Billa Syifania Nurfitri
No. Absen: 31
Kelas: XI-10
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.

Nama:Madil Laily Alif Harnia
Absen:19
Kelas:XI-10
Elka Putri mengatakan…
bapak tua menjalang ajalnya, memberikan wasiat untuk anak-anaknya "Ambillah sebanyak yang kalian mampu kerikil di puncak bukit sana. Pungutlah lalu bawalah pulang ke rumah kalian sebagai bekal hidup. Dan nanti sebagian akan merasa sedih dan satunya lagi akan merasa bahagia." Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka. Setelah menuruni bukit semalaman, mereka tiba di rumah masing-masing.
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.

Nama: Elka Putri Maharani
Kelas: XI-10
Absen: 10
Zahrani Nagita mengatakan…
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.

Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.

Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.

Nama: ZAHRANI NAGITA FASSYA
NO.ABSEN:36
KELAS:XI-10
Bunga ayu atginingrum mengatakan…
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.

Nama:bunga ayu atginingrum
Kelas: Xi 10
No:5
Sekar Dewi P. P mengatakan…
Bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka. Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.

Nama : Sekar Dewi Purnomo Putri
Kelas : XI-10
No. Absen : 32
Nadhif mengatakan…
Nama : ABIYYU NADHIF HAIDAR
Kelas : 11-10
No. Absen: 1


"Kerikil Ajaib" adalah cerita tentang seorang bapak tua yang memberikan wasiat kepada ketiga putranya menjelang ajalnya. Bapak tersebut meminta mereka mengambil kerikil di puncak bukit sebagai bekal hidup. Setelah bapak meninggal, ketiga putra melaksanakan wasiat dan menemukan bahwa kerikil-kerikil tersebut adalah berlian, safir, dan rubi. Putra pertama menyesal karena hanya membawa sedikit, putra kedua agak bahagia, sementara putra ketiga sangat gembira. Cerita ini mengajarkan bahwa kepatuhan dan keikhlasan selalu berbuah kebahagiaan sesuai dengan tingkat usaha dan kesungguhan kita.
Anonim mengatakan…
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa

NAMA : salfa Mauliddina Annisa Zahro
KELAS : XI -10
ABSEN : 30
Anonim mengatakan…
Louie Narotama Oki Mahendra
XI-10
18
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa
Fadhil Romadhoniy/X-9/13 mengatakan…
Nama : Fadhil Romadhoniy
kelas : XI-10
No.Absen : 12

Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir bahagia
Isti Dista Putri Bonita mengatakan…
Nama : Isti Dista Putri Bonita
Kelas : XI-10
No. Absen : 16

Pada suatu ketika seorang bapak tua yang merasa umurnya tidak lama lagi memanggil ketiga putranya dan memberi wasiat untuk mengambil sebanyak banyaknya kerikil diatas bukit untuk bekal hidup mereka. Putra pertama bapak tua itu hanya mengambil segenggam kerikil karena ia menganggap itu tidak berharga, putra keduanya hanya mengambil setengah karung karena itu wasiat dari mendiang ayahnya, sedangkan putra ketiganya mengambil satu karung penuh karena ia tidak mau mengecewakan mendiang ayahnya. Dan mereka pun pulang, sesampainya dirumah mereka terkejut karena kerikil kerikil yang mereka ambil berubah menjadi berlian, safir, dan rubi. Karena hal tersebut sang putra pertama menyesal, putra kedua merasa sedikit bahagia, dan putra ketiga sangat gembira.
Anonim mengatakan…
Muhammad Zaki
XI-10

Seorang ayah yang akan menyampaikan wasiat nya pada anaknya sebelum ajal menjemput. Sang ayah menyuruh ketiga anaknya untuk mengambil kerikil diatas bukit, tak lama kemudian sang ayah meninggal. Sanganak pun merasa sedih dan segera melakukan upacara pemakaman. Lalu mereka bertiga naik ke bukit dengan susah payah, stelah sampai, ketiga anak tersebut mencapai ke bukit dan mulai mengambil kerikil. Anak pertama mengambil segenggam kerikil, anak kedua membawa setengahnya, anak ketiga membawa setengah karung kerikil. Setelah sampai dirumah mereka terkejut, karena kerikil yang mereka ambil tadi berubah menjadi mutiara, emas, perak. Anak pertama merasa menyesal, anak kedua sedikit bahagia, anak ketiga merasa sangat bahagia.

Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.