Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
"Anak-anaku selain ladang yang sudah dibagi tiga, bapak tidak punya emas, harta dan permata yang dapat bapak berikan kepada kalian."
"Tidak apa-apa ayah", jawab ketiga putranya.
"Namun, bapak ada permintaan terakhir yang harus kalian laksanakan. " Lanjut bapak tua.
"Ambillah sebanyak yang kalian mampu kerikil di puncak bukit sana. Pungutlah lalu bawalah pulang ke rumah kalian sebagai bekal hidup. Dan nanti sebagian akan merasa sedih dan satunya lagi akan merasa bahagia.
Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
....
Setiba mereka di puncak bukit, benar banyak sekali kerikil berserakan.
Putra pertama "aneh sekali wasiat ini, masak kita harus membawa kerikil. Buat apa mengambil sesuatu yang tidak ada harganya? Mendaki saja sulit apalagi turun dengan beban kerikil? Aku akan mengambil segenggam saja, yang penting wasiat bapak sudah aku laksanakan."
Putra kedua "iya kak, aku juga merasa aneh. Tapi karena ini wasiat aku juga harus memungut kerikil-kerikil ini. Aku membawa separo karung saja."
Putra ketiga "ini wasiat terakhir bapak. Aku tidak akan mengecewakannya. Aku masih kuat memanggul sekarung kerikil ini. Aku yakin perintah bapak kita akan membawa hal baik kelak."
Putra pertama "kamu memang bodoh bungsu. Nanti kamu akan rasakan pegal punggung mu karena memikul kerikil itu."
....
Setelah menuruni bukit semalaman, mereka tiba di rumah masing-masing. Putra pertama tiba duluan, disusul putra kedua dan terakhir datang putra ketiga.
Ketiganya membuka karung kerikil. Dan alangkah terkejutnya mereka. Kerikil yang mereka bawa ternyata butir-butir berlian, safir dan rubi.
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Komentar
X-10
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
X10
02
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Aldo imam Muzaki 02 x-11
X-11
13
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Kelas:x-11
Absen:8
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
X-11
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Athiya Nafis T.S
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Dian nusantara
10
X-11
X11
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
Dari Cerita diatas pelajaran yang dapat kita ambil yaitu sebagai anak harus menuruti wasiat orang tua , jangan menilai sesuatu dari luarnya saja ,Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Seorang ayah yang akan menyampaikan wasiat nya pada anaknya sebelum ajal menjemput. Sang ayah menyuruh ketiga anaknya untuk mengambil kerikil diatas bukit, tak lama kemudian sang ayah meninggal. Sanganak pun merasa sedih dan segera melakukan upacara pemakaman. Lalu mereka bertiga naik ke bukit dengan susah payah, stelah sampai, ketiga anak tersebut mencapai ke bukit dan mulai mengambil kerikil. Anak pertama mengambil segenggam kerikil, anak kedua membawa setengahnya, anak ketiga membawa setengah karung kerikil. Setelah sampai dirumah mereka terkejut, karena kerikil yang mereka ambil tadi berubah menjadi mutiara, emas, perak. Anak pertama merasa menyesal, anak kedua sedikit bahagia, anak ketiga merasa sangat bahagia.
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
X11
28
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan
X - 11
33
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
03
X-11
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Kerja keras dan usaha mereka dihargai sesuai dengan tingkat ketaatan dan kesungguhan mereka. Ternyata ketaatan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Kelas: X 11
No : 23
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Nama:Arini Kaila P
Kelas:X-11
No.Absen:4
Sebelum meninggal, ayahnya meninggalkan wasiat untuk mengambil batu di atas bukit sekuat yang mereka mampu, anak nya ada tiga yaitu pertama, kedua dan ketiga, anak pertama sedikit mengeluh untuk mengambil krikil tersebut dan mengambil 1 genggam saja, sedangkan anak kedua sedikit patuh dan mengambil satengah karung dan anak ketiga sangat patuh jadi dia mengambil 1 karung penuh sekuat yang ia bawa, dan setelah dibawa pulang ternyata batu tersebut merupakan batu permata, Ruby dan lain lain, kesimpulannya jerih payah dan usaha yang mereka lakukan akan dibayar dengan setimpal, jadi kita harus patuh dan ikhlas dalam melakukan sesuatu agar berakhir dengan bahagia dan tidak menyesal
Kelas: X-11
No:18
Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan
Rangkuman : bapak tua yang tau ajalnya sebentar lagi tiba itu memberi wasiat pada ketiga anaknya bahwa ia tidak dqpat memberi apapun selain memberi masing² anak satu ladang lalu ia berpesan pada ketiganya untuk mengambil sekarung kerikil dipuncak bukit
anak pertama mengambil segenggam kerikil,anak kedua mengambil setengah karung kerikil,anak ketiga mengambil sekarung kerikil,tiba dirumah kerikilnya berubah menjadi safir
lalu anak pertama sedih karna hanya mengambil segenggam,anak kedua lumayan gembira karna mengambil setengah karung,anak ketiga sangat gembira karna mengambil sekarung.
Kls:X-11
No:12
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
X-11/07
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Orang yang tertib dan patuh kepada orang tua, walaupun kita susah untuk menjalankannya tapi kita haru tetap melaksanakan tugas yang mereka beri kepada kita.
Absen: 11
Kelas: X-11
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Nayya Charisma Oktavia
X-11/27
Kesimpulan yang bisa kita petik dari cerita diatas yaitu, sebagai anak harus menjalani wasiat orang tua, janganlah menilai sesuatu hanya dari tampilan luarnya saja, karena jerih payah dan usaha mereka dilakuka dengan ikhlas demi untuk mendapatkan kebahagiaan.
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Isi wasiat tersebut adalah ayahnya ingin anaknya mengambil kerikil dipuncak bukit sana.Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka. Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Setelah menuruni bukit semalaman, mereka tiba di rumah masing-masing. Putra pertama tiba duluan, disusul putra kedua dan terakhir datang putra ketiga. Ketiganya membuka karung kerikil. Dan alangkah terkejutnya mereka. Kerikil yang mereka bawa ternyata butir-butir berlian, safir dan rubi.
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Kelas : X-11
Absen : 16
Kita harus pantang menyerah dan berusaha sekuat mungkin agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Setelah pemakaman ayahnya.Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai dengan tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan
Kelas : X-11
No. Absen : 01
Seorang ayah memberi wasiat kepaga ketiga anaknya sebelum meninggal. lalu ketiga anaknya menuruti keinginan ayahnya untuk pergi ke gunung mengambil batu sebanyak 1 karung. anak pertama hanya membawa satu buah batu, anak kedua hanya membawa setengah karung, dan anak ketiga membawa penuh sekarung.
Putra pertama tiba duluan, disusul putra kedua dan terakhir datang putra ketiga. Ketiganya membuka karung kerikil. Dan alangkah terkejutnya mereka. Kerikil yang mereka bawa ternyata butir-butir berlian, safir dan rubi.
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
No : 28
Kelas : XI-10
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Kelas : XI-10
No : 3
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
"Anak-anaku selain ladang yang sudah dibagi tiga, bapak tidak punya emas, harta dan permata yang dapat bapak berikan kepada kalian."
"Tidak apa-apa ayah", jawab ketiga putranya.
"Namun, bapak ada permintaan terakhir yang harus kalian laksanakan. " Lanjut bapak tua.
"Ambillah sebanyak yang kalian mampu kerikil di puncak bukit sana. Pungutlah lalu bawalah pulang ke rumah kalian sebagai bekal hidup. Dan nanti sebagian akan merasa sedih dan satunya lagi akan merasa bahagia.
Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Setiba mereka di puncak bukit, benar banyak sekali kerikil berserakan.
Putra pertama "aneh sekali wasiat ini, masak kita harus membawa kerikil. Buat apa mengambil sesuatu yang tidak ada harganya? Mendaki saja sulit apalagi turun dengan beban kerikil? Aku akan mengambil segenggam saja, yang penting wasiat bapak sudah aku laksanakan."
Putra kedua "iya kak, aku juga merasa aneh. Tapi karena ini wasiat aku juga harus memungut kerikil-kerikil ini. Aku membawa separo karung saja."
Putra ketiga "ini wasiat terakhir bapak. Aku tidak akan mengecewakannya. Aku masih kuat memanggul sekarung kerikil ini. Aku yakin perintah bapak kita akan membawa hal baik kelak."
Putra pertama "kamu memang bodoh bungsu. Nanti kamu akan rasakan pegal punggung mu karena memikul kerikil itu."
Setelah menuruni bukit semalaman, mereka tiba di rumah masing-masing. Putra pertama tiba duluan, disusul putra kedua dan terakhir datang putra ketiga.
Ketiganya membuka karung kerikil. Dan alangkah terkejutnya mereka. Kerikil yang mereka bawa ternyata butir-butir berlian, safir dan rubi.
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Seorang ayah yang memberi nasihat kepada ketiga putranya.karena papak tua itu seperti sudah tau ajalnya sebentar lagi datang ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir.putara bunga menangis karena merasa kehilangan.
Upacara pemakaman dilaku dilakukan Dengan layak .ketiga putra berkumpul hendak melakukan wasihat bapak mereka Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Kelas: Xl 10
Absen: 33
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi akan datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
anak pertama mengambil segenggam kerikil,anak kedua mengambil setengah karung kerikil,anak ketiga mengambil sekarung kerikil,tiba dirumah kerikilnya berubah menjadi safir
lalu anak pertama sedih karna hanya mengambil segenggam,anak kedua lumayan gembira karna mengambil setengah karung,anak ketiga sangat gembira karna mengambil sekarung.
NAMA: MAULIDYA MARTHA IRFANI
ABSEN: 20
KELAS: XI-10
No : 15
Kelas : XI-10
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang.
Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka.
"Namun, bapak ada permintaan terakhir yang harus kalian laksanakan.
"Ambillah sebanyak yang kalian mampu kerikil di puncak bukit sana.
Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Setiba mereka di puncak bukit, benar banyak sekali kerikil berserakan.
Putra pertama "aneh sekali wasiat ini, masak kita harus membawa kerikil.
Aku akan mengambil segenggam saja, yang penting wasiat bapak sudah aku laksanakan."
Putra kedua "iya kak, aku juga merasa aneh.
Tapi karena ini wasiat aku juga harus memungut kerikil-kerikil ini.
Aku membawa separo karung saja."
Putra ketiga "ini wasiat terakhir bapak.
Aku tidak akan mengecewakannya.
Aku yakin perintah bapak kita akan membawa hal baik kelak."
Nanti kamu akan rasakan pegal punggung mu karena memikul kerikil itu."
Putra pertama tiba duluan, disusul putra kedua dan terakhir datang putra ketiga.
Kerikil yang mereka bawa ternyata butir-butir berlian, safir dan rubi.
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam.
Nama: Salsa Billa Syifania Nurfitri
No. Absen: 31
Kelas: XI-10
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Nama:Madil Laily Alif Harnia
Absen:19
Kelas:XI-10
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka. Setelah menuruni bukit semalaman, mereka tiba di rumah masing-masing.
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
Nama: Elka Putri Maharani
Kelas: XI-10
Absen: 10
Upacara pemakaman dilakukan dengan layak. Ketiga putra berkumpul, hendak melaksanakan wasiat bapak mereka.
Mereka bertiga mendaki Bukit sambil membawa karung untuk kerikil yang akan mereka ambil. Kemudian setelah melakukan hal tersebut Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Nama: ZAHRANI NAGITA FASSYA
NO.ABSEN:36
KELAS:XI-10
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Nama:bunga ayu atginingrum
Kelas: Xi 10
No:5
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Nama : Sekar Dewi Purnomo Putri
Kelas : XI-10
No. Absen : 32
Kelas : 11-10
No. Absen: 1
"Kerikil Ajaib" adalah cerita tentang seorang bapak tua yang memberikan wasiat kepada ketiga putranya menjelang ajalnya. Bapak tersebut meminta mereka mengambil kerikil di puncak bukit sebagai bekal hidup. Setelah bapak meninggal, ketiga putra melaksanakan wasiat dan menemukan bahwa kerikil-kerikil tersebut adalah berlian, safir, dan rubi. Putra pertama menyesal karena hanya membawa sedikit, putra kedua agak bahagia, sementara putra ketiga sangat gembira. Cerita ini mengajarkan bahwa kepatuhan dan keikhlasan selalu berbuah kebahagiaan sesuai dengan tingkat usaha dan kesungguhan kita.
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa
NAMA : salfa Mauliddina Annisa Zahro
KELAS : XI -10
ABSEN : 30
XI-10
18
Menjelang senja, bapak tua memanggil ketiga putranya. Sepertinya bapak tua ini tahu kalau ajalnya sebentar lagi datang. Di depan balai tempat bapak tua merebahkan diri, ketiga putra itu duduk terpekur siap mendengar wasiat ayah mereka. Selesai berucap demikian, bapak tua menghembuskan nafas terakhir. Ketiga putra terpaku. Akan tetapi, putra bungsu kurus kelihatan menangis sedih merasakan paling kehilangan.
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa
kelas : XI-10
No.Absen : 12
Putra pertama menyesal karena hanya membawa segenggam. Lalu putra kedua agak sedikit bahagia. Sedangkan putra ketiga gembira luar biasa.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir bahagia
Kelas : XI-10
No. Absen : 16
Pada suatu ketika seorang bapak tua yang merasa umurnya tidak lama lagi memanggil ketiga putranya dan memberi wasiat untuk mengambil sebanyak banyaknya kerikil diatas bukit untuk bekal hidup mereka. Putra pertama bapak tua itu hanya mengambil segenggam kerikil karena ia menganggap itu tidak berharga, putra keduanya hanya mengambil setengah karung karena itu wasiat dari mendiang ayahnya, sedangkan putra ketiganya mengambil satu karung penuh karena ia tidak mau mengecewakan mendiang ayahnya. Dan mereka pun pulang, sesampainya dirumah mereka terkejut karena kerikil kerikil yang mereka ambil berubah menjadi berlian, safir, dan rubi. Karena hal tersebut sang putra pertama menyesal, putra kedua merasa sedikit bahagia, dan putra ketiga sangat gembira.
XI-10
Seorang ayah yang akan menyampaikan wasiat nya pada anaknya sebelum ajal menjemput. Sang ayah menyuruh ketiga anaknya untuk mengambil kerikil diatas bukit, tak lama kemudian sang ayah meninggal. Sanganak pun merasa sedih dan segera melakukan upacara pemakaman. Lalu mereka bertiga naik ke bukit dengan susah payah, stelah sampai, ketiga anak tersebut mencapai ke bukit dan mulai mengambil kerikil. Anak pertama mengambil segenggam kerikil, anak kedua membawa setengahnya, anak ketiga membawa setengah karung kerikil. Setelah sampai dirumah mereka terkejut, karena kerikil yang mereka ambil tadi berubah menjadi mutiara, emas, perak. Anak pertama merasa menyesal, anak kedua sedikit bahagia, anak ketiga merasa sangat bahagia.
Jerih payah dan usaha mereka dibayar setimpal sesuai tingkat kepatuhan dan keikhlasan mereka. Ternyata kepatuhan dan keikhlasan selalu berakhir dengan kebahagiaan.